Selasa, 01 Juni 2021

Gojek dan Tokopedia Merger Menjadi GoTo

 

Merger dua perusahaan start-up terbesar di Indonesia, GOJEK dan Tokopedia sedang hangat diperbincangkan dalam lini masa. Kedua perusahaan tersebut kini berkolaborasi membentuk suatu grup dengan sebutan GoTo dan akan menjadi perusahaan internasional yang membanggakan. GoTo berupaya mendorong kemajuan dengan menjadi ekosistem andalan masyarakat dalam menjalani keseharian. GoTo berkomitmen mewujudkan pemerataan ekonomi melalui teknologi untuk siapa saja dan di mana saja dengan melangkah jauh, melangkah bersama (go far,go together).

GoTo juga memiliki bisnis pembayaran dan layanan keuangan yang diberi nama GoTo Financial dan Andre Soelistyo dari Gojek akan menjadi CEO Grup GoTo, termasuk GoTo Financial didalamnya. Sedangkan Patrick Cao (Tokopedia) sebagai Presiden GoTo, Kevin Aluwi dan William Tanuwijaya masing-masing tetap menjadi CEO Gojek dan Tokopedia.

Alasan dibentuknya GoTo karena berdasarkan laporan Google, Temasek, dan Bain dalam “e-conomy SEA 2019 dan 2020” menunjukkan bahwa rata-rata orang Indonesia menggunakan waktu 4,3 jam perhari untuk online dalam rangka keperluan pribadi. Untuk itu, grup GoTo akan menggarap pasar Indonesia yang memiliki potensi besar dan populasi muda yang sangat tanggap dengan teknologi modern. GoTo diharapkan mampu melindungi perekonomian wilayah dalam negeri dari saingan yang jauh lebih besar, Sea dan Grab, yang dapat menghambat upaya untuk tumbuh di Asia Tenggara. Sehingga, merger Gojek dan Tokopedia terlihat sebagai langkah yang defensif.

 

Pengaruh Merger Gojek dan Tokopedia Bagi Perusahaan

1.      Valuasi keduanya akan meningkat

Ekonom Bhima Yudhistira menilai penggabungan kedua perusahaan bakal membuat valuasi keduanya meningkat signifikan. Apalagi, Gojek akan melakukan IPO atau penawaran saham perdana dalam waktu dekat.

2.      Ekosistem digital dinilai akan lebih bagus

Apabila konsolidasi startup tersebut terjadi, maka integrasi model bisnis keduanya akan menghasilkan suatu ekosistem digital raksasa yang bisa dibilang tak tertandingi. Dari segi layanan, Gojek maupun Tokopedia bakal saling melengkapi dan memperkuat. Sistem pembayaran misalnya, Gojek memiliki GoPay yang selama ini menjadi andalan dalam dompet digital mereka.

3.      Meningkatkan daya saing

Berkaitan dengan daya saing atau kompetisi Tokopedia berharap bisa semakin berbicara dalam layanan e-commerce, khususnya terkait dengan dompet digital. Ditambah lagi, sektor e-commerce saat masa pandemik ini sedang naik daun. karena Shopee ada Shopeepay. Tokopedia ingin kejar juga, dengan gabung ke Gojek dia bisa mendapatkan semacam support sistem di pembayaran digital dari GoPay. Ini kan e-commerce besar dan menjadi peluang karena tumbuh tinggi.

4.      Bermanfaat dari sisi permodalan

Merger antara Gojek dan Tokopedia juga akan memperkuat permodalan keduanya. Apalagi, e-commerce besutan William Tanuwijaya itu juga direncanakan ingin melakukan IPO. Kalau digabungkan, atau bersamaan pendanaan yang diraup akan lebih besar lagi.

Dalam hal ini kemudian muncul pertanyaan mengapa banyak perusahaan melakukan merger atau penggabungan menjadi satu kesatuan?

Adapun sejumlah alasan perusahaan melakukan merger seperti, untuk meningkatkan pangsa pasar, meningkatkan sinergi operasional ataupun untuk menciptakan efisiensi yang lebih baik terhadap perusahaan. Strategi merger merupakan salah satu alternatif untuk perluasan usaha tersebut. Dengan bergabung, dua perusahaan atau lebih menjadi lebih mudah untuk saling menunjang kegiatan usaha, sehingga keuntungan yang akan diperoleh juga lebih besar di bandingkan jika perusahaan tersebut melakukan usaha sendiri-sendiri.

 

Dampak Merger Gojek dan Tokopedia Bagi Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani mengatakan, merger Gojek dengan Tokopedia bisa berdampak terhadap perekonomian nasional apabila penjualan lokal atau domestik bisa dioptimalkan. Tokopedia adalah platform jual beli barang dan menjadi salah satu e-commerce yang menguasai pasar. Sementara, Gojek punya ekosistem layanan transportasi, makanan, dan lainnya. Gojek belum punya e-commerce. Dengan merger, keduanya makin besar.

Merger Gojek dan Tokopedia menghasilkan grup GoTo yang diklaim akan meningkatkan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia sebesar 2 persen. Grup ini juga digadang-gadang menciptakan lebih banyak lapangan kerja serta peluang penghasilan seiring dengan berkembangnya bisnis perusahaan dan bertumbuhnya ekonomi.

UMKM yang bergabung di Tokopedia akan mampu memasarkan produknya melalui Gojek sehingga diyakini merger keduanya akan memperluas pasar dari UMKM yang sudah bernaung. Selain mempercepat proses digitalisasi UMKM, proses pemasaran UMKM bisa lebih terbantu eksposur dan daya jangkaunya, terlebih karena Gojek dan Tokopedia adalah aplikasi digital yang paling banyak pengguna aktifnya di Indonesia. UMKM yang tergabung di Tokopedia nantinya dapat memanfaatkan infrastruktur logistik express atau pengiriman cepat yang telah dibangun Gojek. Dengan begitu maka diharapkan terjadi efisiensi di ekosistem ekonomi digital Indonesia.

Langkah merger diharapkan akan memberi dampak ekonomi yang baik kepada semua pihak. Merger kedua perusahaan ini juga berdampak kepada meningkatnya pendapatan driver antara lain dengan mengirikan lebih banyak pesanan dari pengguna Tokopedia. Bagi customer, kemudahan adalah yang ditawarkan oleh GoTo, khususnya kemudahan dalam memenuhi berbagai kebutuhan harian. Apalagi GoTo dirancang dengan layanan yang dinamakan on-demand yaitu layanan yang sangat luas, mulai dari mobilitas dan logistic, gaya hidup dan hiburan, hingga makanan groceries. GoTo juga dilengkapi dengan layanan keuangan dan pembayaran yang bekerjasama dengan 20 lebih mitra bank dan institusi keuangan.

 

Dari sisi pembangunan ekonomi, GoTo diharapkan bisa menciptakan perekonomian digital yang lebih inklusif. Pasca-merger, Grup GoTo memiliki sederet daftar investor blue-chip, seperti Alibaba Group, Astra International, BlackRock, Capital Group, DST, Facebook, Google, JD.com, KKR, Northstar, Pacific Century Group, PayPal, Provident, Sequoia Capital, SoftBank Vision Fund 1, Telkomsel, Temasek, Tencent, Visa dan Warburg Pincus. Mengenai kepemilikan saham GoTo, sebagian besar dimiliki oleh SoftBank asal Jepang (15,3%) dan perusahaan Alibaba dari China (12,6%). PT. Bursa Efek Indonesia menyambut dengan baik merger kedua perusahaan ini serta menyambut rencana penawaran saham ke public.

 

 

 

 

Referensi :

 

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210518142056-92-643796/driver-gojek-bisa-makin-cuan-usai-merger-dengan-tokopedia

 

https://www.idntimes.com/business/economy/amp/helmi/apa-keuntungan-goto-bagi-konsumen-merchant-dan-mitra-driver

 

https://www.cnbcindonesia.com/market/20210517125641-17-245969/gojek-tokopedia-resmi-merger-simak-6-fakta-brand-goto

 

https://m.cyberthreat.id/read/11629/Akankah-GoTo-Kuasai-Pasar-Ekonomi-Digital-Indonesia-Ini-Pandangan-INDEF

 

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar