Jumat, 30 April 2021

DIBALIK BOM BUNUH DIRI MAKASSAR

 





Kronologi

Ledakan yang merupakan bom bunuh diri terjadi sekitar pukul 10.28 Wita di jalan Kartini, di depan Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan. Dua orang terduga pelaku berboncengan menggunakan sepeda motor matik. Diketahui terduga pelaku hendak memasuki halaman Gereja Katedral. Petugas menghentikan terduga pelaku di pintu gerbang gereja, namun sesaat setelah itu terjadi ledakan. Ledakan tersebut mengakibatkan 2 orang terduga pelaku meninggal dan 20 orang luka-luka.

Jenis bom yang digunakan yaitu Suicide Bomb atau bom bunuh diri dengan bom panci berdaya ledak tinggi. Kerusakan yang diakibatkan dari ledakan tersebut yaitu gerbang gereja, beberapa kendaraan rusak, dan pecahnya kaca-kaca hotel di sekitar gereja.

Pelaku

Terduka pelaku adalah pasangan suami istri yang baru menikah selama enam bulan. Kepala Kepolisian RI Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan salah satu pelaku meninggalkan surat wasiat yang ditunjukkan kepada orang tuanya, yang isinya mengatakan bahwa yang bersangkutan berpamitan dan siap untuk mati syahid.

Hal ini adalah perubahan mindset, bagian dari korban propaganda paham-paham takfiri dari kelompok salafi hadist yang mengharapkan mati syahid akibat pemahaman yang salah tentang makna mati syahid. Bisa jadi aksi-aksi ini karena mencontoh dari peristiwa-peristiwa sebelumnya. Belum diketahui apakah dari jaringan terorisme atau tidak, masih ditindaklanjuti oleh pihak yang berwenang.

Teror Sebelum Bom Bunuh Diri di Makassar, Selama Masa Pemerintahan Jokowi

1.      2016

Bom bunuh diri terjadi di Sarinah 14 Januari dan enam orang tewas.

Terjadi pelemparan bom molotow di Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur pada November.

2.      2017

Pada Mei, terjadi bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu menyebabkan sebelas orang jadi korban.

3.      2018

Pada Mei, bom bunuh diri mengguncang tiga gereja di Surabaya.

4.      2019

Ledakan Sibolga berasal dari rumah Husain Alkas Abu Hamzah pada Selasa, 12 Maret 2019. Ledakan kedua menyusul saat dini hari.

Terorisme Menyasar Generasi Muda

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNTP) bahwa lebih dari 52% napi teroris yang menghuni LP ialah generasi muda (usia 17-34 tahun). Fakta tersebut menjadi perhatian kita semua. Bahwa kemudahan akses, intensitas tinggi, dan proses pencarian jati diri di kalangan anak muda menjadi rentan dari pengaruh konten radikalisme yang hadir dalam internet dan jejaring media sosial. Beberapa pelaku teroris mendapatkan pengetahuan dan aksinya terispirasi melalui media sosial atau internet.

Mencegah Radikalisme dan Terorisme

Berikut ini merupakan upaya mencegah radikalisme dan terorisme agar generasi muda tidak mudah terjerumus pada pemahaman yang salah :

1.      Memperkenalkan dan paham ilmu pengetahuan dengan baik dan benar

Memperkenalkan dan paham ilmu pengetahuan bukan hanya sebatas ilmu umum saja, tetapi juga ilmu agama yang merupakan pondasi penting terkait perilaku, sikap, dan juga keyakinan kepada Tuhan. Sehingga dapat tercipta kerangka pemikiran yang seimbang dalam diri generasi muda.

2.      Meminimalkan kesenjangan sosial

Apabila tingkat pemahaman radikalisme dan tindakan terorisme tidak ingin terjadi pada suatu Negara termasuk Indonesia, maka kesenjangan antara pemerintah dan rakyat haruslah diminimalisir. Caranya ialah pemerintah harus mampu merangkul pihak media yang menjadi perantaranya dengan rakyat sekaligus melakukan aksi nyata secara langsung kepada rakyat. Begitu pula dengan rakyat, mereka harusnya juga selalu memberikan dukungan dan kepercayaan kepada pihak pemerintah bahwa pemerintah akan mampu menjalankan tugasnya dengan baik sebagai pengayom rakyat dan pemegang kendali pemerintahan Negara.

3.      Menjaga persatuan dan kesatuan

Menjaga persatuan dan kesatuan juga bisa dilakukan sebagai upaya untuk mencegah pemahaman radikalisme dan tindakan terorisme di kalangan masyarakat, terbelih di tingkat Negara. Sebagaimana kita sadari bahwa dalam sebuah masyarakat pasti terdapat keberagaman atau kemajemukan, terlebih dalam sebuah Negara yang merupakan gabungan dari berbagai masyarakat. Salah satu yang bisa dilakukan dalam kasus Indonesia ialah memahami dan penjalankan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, sebagaimana semboyan yang tertera di sana ialah Bhinneka Tunggal Ika.

4.      Mendukung aksi perdamaian

Aksi perdamaian mungkin secara khusus dilakukan untuk mencegah tindakan terorisme agar tidak terjadi. Kalau pun sudah terjadi, maka aksi ini dilakukan sebagai usaha agar tindakan tersebut tidak semakin meluas dan dapat dihentikan. Namun apabila kita tinjau lebih dalam bahwa munculnya tindakan terorisme dapat berawal dari muncul pemahaman radikalisme yang sifatnya baru, berbeda, dan cenderung menyimpang sehingga menimbulkan pertentangan dan konflik.

5.      Berperan aktif dalam melaporkan radikalisme dan terorisme

Peranan yang dilakukan di sini ialah ditekankan pada aksi melaporkan kepada pihak-pihak yang memiliki kewenangan apabila muncul pemahaman radikalisme dan tindakan terorisme, entah itu kecil maupun besar. Contohnya apabila muncul pemahaman baru tentang keagamaan di masyarakat yang menimbulkan keresahan, maka hal pertama yang bisa dilakukan agar pemahaman radikalisme tindak berkembang hingga menyebabkan tindakan terorisme yang berbau kekerasan dan konflik ialah melaporkan atau berkonsultasi kepada tokoh agama dan tokok masyarakat yang ada di lingkungan tersebut. Dengan demikian, pihak tokoh-tokoh dalam mengambil tindakan pencegahan awal, seperti melakukan diskusi tentang pemahaman baru yang muncul di masyarakat tersebut dengan pihak yang bersangkutan.

6.      Meningkatkan pemahaman akan hidup kebersamaan

Meningkatkan pemahaman ini ialah terus mempelajari dan memahami tentang artinya hidup bersama-sama dalam bermasyarakat bahkan bernegara yang penuh akan keberagaman, termasuk Indonesia sendiri. Sehingga sikap toleransi dan solidaritas perlu diberlakukan, di samping menaati semua ketentuan dan peraturan yang sudah berlaku di masyarakat dan Negara. Dengan demikian, pasti tidak akan ada pihak-pihak yang merasa dirugikan karena kita sudah paham menjalan hidup secara bersama-sama berdasarkan ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan di tengah-tengah masyarakat dan Negara.

7.      Menyaring informasi yang didapat

Informasi yang didapatkan tidak selamanya benar dan harus diikuti, terlebih dengan adanya kemajuan teknologi seperti sekarang ini, di mana informasi bisa datang dari mana saja. Sehingga penyaringan terhadap informasi tersebut harus dilakukan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman, di mana informasi yang benar menjadi tidak benar dan informasi yang tidak benar menjadi benar. Oleh karena itu, kita harus bisa menyaring informasi yang didapat sehingga tidak sembarangan membenarkan, menyalahkan, dan terpengaruh untuk langsung mengikuti informasi tersebut.

8.      Ikut aktif mensosialisasikan radikalisme dan terorisme

Mensosialisasikan di sini bukan berarti kita mengajak untuk menyebarkan pemahaman radikalisme dan melakukan tindakan terorisme, namun kita mensosialisasikan tentang apa itu sebenarnya radikalisme dan terorisme. Sehingga nantinya akan banyak orang yang mengerti tentang arti sebenarnya dari radikalisme dan terorisme tersebut, di mana kedua hal tersebut sangatlah berbahaya bagi kehidupan, terutama kehidupan yang dijalani secara bersama-sama dalam dasar kemajemukan atau keberagaman. Jangan lupa pula untuk mensosialisasikan tentang bahaya, dampak, serta cara-cara untuk bisa menghindari pengaruh pemahaman radikalisme dan tindakan terorisme.

 

 

 

 

Referensi :

https://www.narasi.tv/mata-najwa/podcast---di-balik-bom-bunuh-diri

https://news.detik.com/berita/d-5513167/10-fakta-pengantin-baru-pelaku-bom-bunuh-diri-makassar-di-depan-gereja/2

https://www-bbc-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.bbc.com/indonesia/indonesia-56547431.amp?amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQHKAFQArABIA%3D%3D#aoh=16195918129947&amp_ct=1619591820331&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.bbc.com%2Findonesia%2Findonesia-56547431

https://smadrsoetomo.sch.id/read/66/mencegah-radikalisme-dan-terorisme#news​