Sabtu, 13 Mei 2023

PENGARUH ARTIFICAL INTELLIGENCE (AI) DALAM OTOMATISASI PEREKONOMIAN

PENGARUH ARTIFICAL INTELLIGENCE (AI) DALAM OTOMATISASI PEREKONOMIAN

Sumber: Hazzdesign

Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah cabang ilmu komputer yang menggunakan kemampuan mesin untuk menyelesaikan tugas dan aktivitas yang biasa dilakukan oleh manusia. AI mengumpulkan dan mengolah berbagai data yang diterimanya menjadi informasi berguna sehingga dapat menyelesaikan tugas yang diberikan. Data yang dipergunakan dalam teknologi AI dapat dikategorikan menjadi dua, yakni data berupa gambar atau visual dan data non-gambar atau teks bahasa dan angka. Sejarah AI berawal di tahun 1950 oleh seorang ilmuwan matematika bernama Alan Turing dalam tulisannya berjudul Computing Machinery and Intelligence yang menyatakan bahwa mengapa mesin tidak bisa melakukan hal yang bisa dilakukan manusia seperti menyelesaikan masalah dan membuat keputusan berdasarkan informasi dan tatanan yang tersedia. Hal inilah yang membangkitkan semangat para ilmuan untuk menciptakan mesin yang dapat menyerupai kecerdasan manusia.

Saat ini, perkembangan AI didukung oleh era digital dan Internet of Things (IoT) yang membuat semua data mampu terdigitalisasi secara cepat. Indonesia menjadi negara pengguna internet terbanyak ke-3 di Asia, setelah Tiongkok dan India. Berdasarkan data terakhir pada tahun 2021, sebanyak 212,35 juta penduduk Indonesia menggunakan Internet. Hal tersebut menjadikan AI semakin berkembang pesat seiring banyaknya pengguna internet. Adapun contoh perkembangan AI di Indonesia yaitu pada saat pandemi Covid-19, BPPT Task Force Riset dan Inovasi Teknologi mengembangkan aplikasi teknologi kecerdasan buatan untuk mendukung diagnosis Covid-19, penyusunan data whole genome Covid-19 origin orang Indonesia, serta sistem ekosistem inovasi dalam menangani pandemi Covid-19.

Pemanfaatan AI tidak hanya di bidang teknologi, tetapi juga di bidang ekonomi. Berdasarkan studi terkait teknologi berbasis AI memperkirakan bahwa AI mampu meningkatkan 10 – 18 % PDB di kawasan Asia Tenggara, tergantung dari tingkat adopsi AI di kawasan tersebut. Di Indonesia sendiri pemanfaatan AI diprediksi akan menambah Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia hingga 386 miliar dolar Amerika Serikat atau sekitar 5,5 triliun rupiah di tahun 2030 mendatang. Penggunaan teknologi tersebut dapat mendukung transformasi dan percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan kehadiran berbagai perusahaan teknologi yang membuka peluang pekerjaan dan bisnis baru. Sementara Riset EDBI dan Kearny menunjukkan, bahwa terdapat lebih dari 20 industri di Indonesia yang telah menggunakan teknologi AI. Industri yang paling banyak mengadopsi teknologi ini adalah finansial, khususnya selama pandemi Covid-19.

Peran AI dalam dunia ekonomi terus berkembang dan banyak memberikan manfaat bagi para pelaku ekonomi, antara lain:
a. Analisis data
AI dapat digunakan untuk menganalisis data ekonomi secara cepat dan tepat. Dengan menggunakan algoritma machine learning, AI dapat memprediksi pergerakan harga saham, tingkat inflasi, atau tren pertumbuhan ekonomi di masa depan. 

b. Optimisasi proses bisnis
AI dapat membantu meningkatkan efisiensi proses bisnis dengan mengelola tugas-tugas rutin, seperti memproses pesanan pelanggan atau mengelola stok barang. Ini memungkinkan para pelaku bisnis untuk mengalokasikan sumber daya mereka ke aktivitas yang lebih strategis. 

c. Personalisasi layanan
AI dapat membantu meningkatkan layanan pelanggan dengan mempersonalisasi pengalaman pelanggan. Misalnya, dengan menggunakan AI, perusahaan dapat menyarankan produk atau layanan yang sesuai dengan kebutuhan individu. 

d. Prediksi kebutuhan pasar
AI dapat memprediksi kebutuhan pasar dengan menganalisis data pasar yang cepat dan tepat. Ini membantu perusahaan mengambil keputusan bisnis yang lebih tepat sesuai dengan kebutuhan pasar di masa depan. 

e. Peningkatan produktivitas
AI dapat membantu meningkatkan produktivitas dengan mengelola tugas-tugas yang membutuhkan waktu lama. Ini memungkinkan para pekerja untuk mengalokasikan waktu mereka ke aktivitas yang lebih bernilai tambah.

Pengembangan teknologi, khususnya AI harus diiringi dengan adanya sumber daya yang unggul, produktif, kreatif, dan inovatif. Apabila tidak diringi oleh sumber daya yang unggul, jumlah pengguna yang sangat masif akan menjadikan Indonesia sebatas konsumen bagi negara-negara yang berhasil mengadopsi AI dalam lini perekonomiannya.

Tercatat selama tahun 2021, lebih dari 60 ribu mahasiswa mendapatkan kompetensi dan sertifikasi di bidang teknologi digital terutama bidang AI, ML, DL, cyber security, dan kompetensi-kompetensi yang sangat dibutuhkan industri melalui program Kampus Merdeka. Hal ini tentu menjadi angin segar sekaligus dorongan optimistis untuk terus meningkatkan mutu sumber daya manusia seiring dengan kemajuan AI. 

Kemajuan teknologi AI tentu dapat membantu UMKM dan para penggiat kreatif di Indonesia menggunakan teknologi ini sehingga dapat lebih efektif, efisien dan transparansi serta memperkuat digital ekosistem Indonesia.

Oxford Insight pada tahun 2019 membuat sebuah indeks kesiapan seluruh negara anggota PBB dalam menerapkan AI.  Indonesia berada di urutan ke-57 dari 194 negara. Posisi Indonesia dalam konteks ini cukup baik, karena menunjukkan kesiapan dalam memanfaatkan peluang ekonomi di era 4.0. Implementasinya dilakukan dengan membuat kebijakan satu data Indonesia, peta jalan industri Indonesia (Making Indonesia 4.0) serta membangun jaringan komputasi awan (Clouds Computations). Dengan fokus membangun infrastruktur digital, potensi Indonesia yang diprediksi akan menjadi negara ke-4 dengan ekonomi terkuat dunia di era kecerdasan buatan bukan tidak mungkin dapat terwujud.

Perkembangan AI dalam perekonomian memunculkan dampak positif dan negatif. Dalam penggunaannya, pemerintah dan perusahaan harus memperhatikan serta memastikan dampak sosial, dampak ekonomi, serta tidak mengorbankan hak asasi, keamanan, dan privasi data masyarakat. Berikut dampak positif yang dapat dirasakan akibat penggunaan AI di berbagai sektor yang mendukung perekonomian:
a. Dalam sektor manufaktur, pemanfaatan software dapat memudahkan perusahaan menganalisis dan mengumpulkan data rutin. Hal tersebut memudahkan dalam pengecekan, kemudahan mendesain komponen, dan meningkatkan produktivitas berdasarkan data. Artinya, AI dapat meningkatkan efesiensi, membantu pengambilan keputusan, dan membantu meningkatkan efektivitas.
b. Dalam sektor keuangan dan perbankan terdapat layanan berupa internet banking, mobile banking, bank digital, dan lainnya. Hal tersebut menunjukkan dampak positif dari penggunaan AI karena memudahkan nasabah dalam hal transaksi sehingga meningkatkan pelayanan pelanggan.
c. Dalam sektor pendidikan terdapat AI yang memudahkan guru serta murid dalam merancang dan menjalani proses pembelajaran.
d.    Dalam sektor transportasi terdapat AI berupa ojek online, self-driving car, dan lainnya. Kemudahan dalam transportasi masyarakat menciptakan lapangan pekerjaan maupun efesiensi SDM.
e. Dalam sektor kesehatan menggunakan AI yang dapat mengakuratkan diagnosis pasien, membantu proses pengobatan, dan lainnya.

Dampak positif yang ditimbulkan dari penggunaan AI diberbagai sektor di masyarakat akan secara tidak langsung berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi di Indonesia. Adapun dampak negatif yang dapat ditimbulkan akibat penggunaan AI, yaitu:
a. Kehadiran AI akan merubah siklus ekonomi. Artinya, perusahaan akan menggantikan tenaga kerja yang memiliki keterampilan rendah dengan tenaga berketerampilan tinggi, hingga akhirnya AI akan menjadi solusi. Pengangguran akan bertambah dengan asumsi tugas pekerja akan digantikan oleh mesin sehingga akan kehilangan pekerjaan.
b. Adanya ancaman keamanan seperti serangan cyber yang dapat merusak sistem sehingga menimbulkan kerusakan yang tidak terprediksi serta mampu menyebabkan kebocoran data privasi.
c. Penerapan AI yang tidak diimbangi dengan upaya pemberdayaan masyarakat dapat menyebabkan ketidakadilan ekonomi. Misalnya ketika hanya sedikit orang yang mampu memiliki dan mengoperasikan AI, maka mereka yang tidak mampu akan kesulitan untuk bersaing di pasar kerja. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya polarisasi ekonomi di masyarakat. 
d. Ketergantungan terhadap ekonomi apabila penggunaan AI terlalu intensif sehingga kemampuan beradaptasi dan kemandirian berkurang.
e. Menurunkan interaksi sosial karena terlalu mengandalkan teknologi untuk berkomunikasi.

Kajian Oxford Insight menemukan kondisi di beberapa negara yang lemah dalam pengembangan teknologi sepuluh tahun mendatang. Jurang pemisah atau gaps kemajuan ekonomi diprediksi akan semakin lebar dengan kehadiran AI. Disebutkan bahwa akan timbul ketimpangan ekonomi antara negara di belahan bumi utara dengan belahan bumi selatan.  World Economic Forum mengingatkan indikasi ketimpangan ekonomi antara negara maju dan berkembang dapat melebar di era 4.0. Oleh sebab itu, tantangan negara-negara di era kecerdasan buatan (AI) ini adalah pemerataan manfaat, sehingga tidak memperlebar jarak kesenjangan. Berikut adalah tantangan lain dalam menghadapi AI:  
a. Kurangnya talenta untuk mengoperasikan AI
AI memang dioperasikan oleh mesin, namun AI membutuhkan manusia untuk memprogramnya. Sayangnya, masih banyak pekerja yang belum dilengkapi pengetahuan akan pengoperasian AI dan kemampuan pekerja untuk memahami AI dari nol bukanlah masalah yang mudah. 

b. Kurang atau Tidak Adanya Data yang digunakan Untuk Implementasi AI
AI bekerja dengan memproses data yang dimiliki, namun apabila data yang dimiliki kurang atau sama sekali tidak memiliki sumber data maka implementasi AI akan terganggu. 

c. Ketidakpahaman Tentang Manfaat dan Implementasi AI 
Kurangnya pemahaman tantang manfaat dan implementasi AI karena hanya mengikuti tren akan menyebabkan pemborosan dimana teknologi yang sudah diinvestasikan tidak digunakan sama sekali.

d. Pengaturan etika dan pemakaian AI yang lebih bertanggung jawab. 
Etika terkait pengembangan dan penerapan teknologi AI merupakan hal yang menjadi perhatian negara besar. Pengembangan dan penerapan teknologi AI yang tidak diatur dengan etika dapat mengakibatkan kerugian bagi masyarakat. Image generation dan speech synthesis merupakan salah satu contoh teknologi AI yang berpotensi merugikan masyarakat dimana sebuah video dapat dibuat dengan mudah menggunakan teknologi AI sehingga menghasilkan sebuah rekaman video yang sebenarnya tidak pernah terjadi. Teknologi yang disebut dengan deep fake ini dapat digunakan untuk membuat sebuah film tontonan dengan biaya yang lebih rendah dibanding produksi film seperti biasanya, namun di sisi lain, dapat juga digunakan sebagai bahan informasi hoax yang bertujuan untuk menghasut masyarakat.

Diperlukan solusi untuk mengatasi adanya tantangan dalam menghadapi AI. Solusi yang dapat dilakukan, yaitu: 
a. Memiliki kemampuan teknis
Kemampuan teknis meliputi pemahaman penggunaan mesin dan cara interaksinya. Kecerdasan buatan yang semakin pintar akan menyebabkan beberapa karyawan tidak dapat bertahan jika tidak memiliki kemampuan untuk mengoperasikan mesin, sedangkan pekerja yang paham bahasa pemrograman dan prinsip-prinsip IT akan mampu berkembang di dunia baru ini.

b. Dapat menavigasi informasi yang dihasilkan oleh mesin. 
Pekerja harus memiliki literasi data untuk membaca, menganalisis, dan menggunakan informasi yang akan menentukan pengambilan keputusan.

c. Melakukan apa yang tidak dapat ditiru oleh mesin.
Pekerja perlu memperkaya pengalaman kerja sehingga mampu mengembangkan kemampuan bernegosiasi dan berinteraksi. Kemampuan tersebut perlu dipelajari karena tidak dapat ditiru oleh mesin. 



DAFTAR PUSTAKA

Artificial Intelligence. (2021). Linknet. https://www.linknet.id/article/artificial-intelligence--dampak-tantangan-dan-manfaat-dalam-bisnis

Claureina, D. (2021). Mengenal Sejarah AI. Algoritma. https://algorit.ma/blog/data-science/sejarah-artificial-intelligence-ai/

Hady, A. Al. (2023). Penerapan AI (Artificial Intelligence). Smartsiana. https://www.smartsiana.com/2023/01/10-dampak-positif-dan-negatif-penerapan-artificial-intelligence.html#:~:text= Dampak Negatif AI %28Artificial Intelligence%29 1 1. Menggantikan,Masalah Privasi ... 5 5. Ketidakadilan Ekonomi

Krisdamarjati, Y. (2021). Kecerdasan Buatan Akan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Dunia. https://www.kompas.id/baca/riset/2021/03/10/kecerdasan-buatan-akan-mendorong-pertumbuhan-ekonomi-dunia

Money, T. (2022). Dampak Artificial Intelligence bagi Perkembangan Ekonomi. https://blog.amartha.com/dampak-artificial-intelligence-bagi-perkembangan-ekonomi/

Priambada, Y. B. (2023). Perkembangan Kecerdasan Buatan, Tonggak Bersejarah hingga Capaian Terkini. https://www.kompas.id/baca/riset/2023/03/08/perkembangan-kecerdasan-buatan-tonggak-bersejarah-hingga-capaian-terkini

Rachmadana, S. L., Aminudin, S., & Putra, A. (2022). Dampak Artificial Intelligence Terhadap Perkonomian. 2(2), 71–82.

Syahputra, E. (2021). Ini Dampak Kecerdasan Buatan Buat Ekonomi Versi Glance. https://www.cnbcindonesia.com/tech/20211217155300-37-300113/ini-dampak-kecerdasan-buatan-buat-ekonomi-versi-glance/amp

Uma, A. (2022). Peran AI Dalam Dunia Ekonomi. http://akuntansi.uma.ac.id/2022/12/19/peran-ai-dalam-dunia-ekonomi/