Rabu, 27 Mei 2020

Kondisi Perekonomian dan Sistem Keuangan di Tengah Pandemi Covid-19 Triwulan I 2020



Triwulan I 2020 ditutup dengan tingginya gejolak pasar yang menyebabkan sentimen negatif.
Kabar baiknya, sentimen positif mulai terlihat pada Q2 ini. Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyampaikan dalam konpers virtual kondisi ekonomi dan sistem keuangan ditengah pandemi covid 19.

Kondisi Fiskal
a. Realisasi pendapatan sebesar Rp. 375,9T          atau sebesar 16,8% terhadap APBN (tumbuh 7,7%)
b. Realisasi penerimaan perpajakan sebesar Rp. 241,6T (tumbuh negatif 2,5%)
c. Penyerapan belanja negara sebesar Rp. 452,4T (17,8% APBN atau tumbuh 0,1%)
d. Defisit APBN tercatat sebesar Rp 76,4T            (0,45% terhadap PDB)
Dari sisi fiskal, pendapatan negara yang tumbuh melambat selama kuartal I dipengaruhi oleh lesunya aktivis ekonomi akibat pembatasan sosial. Sementara, belanja negara tumbuh positif untuk menangani Covid 19. Hal ini menyebabkan defisit yang ditutup dengan pembiayaan.


Kondisi Indikator Ekonomi
Sejumlah indikator makroekonomi relatif baik meskipun risiko dampak covid 19 terhadap perekonomian tetap perlu diwaspadai. Bauran kebijakan makroekonomi dan kebijakan dibidang kesehatan diyakini dapat mengurangi risiko stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta mendorong pemulihan ekonomi.

Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2020
Pertumbuhan ekonomi 2020 diperkirakan lebih lambat dari tahun sebelumnya akibat dampak covid 19 terutama di triwulan II dan III.
ekspor 2020 diperkirakan menurun akibat :
a. melambatnya permintaan dunia
b. Terganggunya rantai penawaran global
c. Rendahnya harga komoditas global

Sumber : KEMENTRIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA